Komite Pelaksana Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak (KP3SKP) pada 2 Agustus 2025 telah mengumumkan peserta lolos USKP A sekaligus USKP B Periode II Tahun 2025 akan diselenggarkan pada hari Selasa, 19 Agustus hingga Kamis, 21 Agustus 2025. Terjadi perubahan jadwal yang seharusnya USKP direncanakan pada 18 Agustus, menjadi mundur 1 hari karena 18 Agustus 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh pemerintah Indonesia.
Sebanyak 2104 peserta lolos verifikasi berkas untuk mendapatkan kuota USKP A Periode II 2025 dari total kuota yang disediakan sebanyak 2347 peserta. Kuota yang tersisa ini dikarenakan pendaftar USKP di luar pulau Jawa di bawah kuota yang disediakan panitia. Misalnya di Pontianak untuk kuota USKP A disediakan sebanyak 90 kursi, namun yang lolos verifikasi hanya 20 orang.
Peserta USKP yang lolos sudah dapat mengunduh kartu ujiannya di laman BPPK Kemenkeu pada bagian USKP dan di riwayat pendaftaran. Selanjutnya untuk memperlancar pelaksanaan ujian, peserta diharapkan untuk mengikuti briefing online pada hari Rabu, 13 Agustus 2025 guna menguji kesiapan device dan aplikasi (SEB) yang akan digunakan untuk di Hari-H ujian.
Peserta USKP juga diharapkan mempersiapkan diri sebaik mungkin, dengan mempelajari materi yang telah ditentukan oleh panitia USKP. Hal ini ditekankan karena pada tahun 2024, tingkat kelulusan pada USKP A peserta baru sangatlah rendah. Hanya 7 dari 1545 peserta yang terdaftar.
Berikut cakupan materi USKP A Periode II tahun 2025:
PPh OP dan SPT PPh OP | |
1 | Pengertian Subjek Pajak Orang Pribadi |
2 | Perlakuan PPh atas WP Orang Pribadi |
3 | Mulai dan berakhirnya Kewajiban Pajak Subjektif |
4 | Pengecualian Subjek Pajak |
5 | Pengertian penghasilan |
6 | Koreksi-koreksi fiskal untuk menetapkan Penghasilan Kena Pajak |
7 | Jurnal sehubungan dengan hak dan kewajiban perpajakan |
8 | Penghitungan laba fiskal setelah melakukan koreksi-koreksi perbedaan waktu dan perbedaan tetap atas laporan keuangan komersial |
9 | Penghitungan kompensasi kerugian fiskal |
10 | PTKP |
11 | Tarif PPh yang berlaku |
12 | Pelunasan pajak dalam tahun berjalan dan kredit pajak |
13 | Penghitungan angsuran PPh Pajak dalam tahun berjalan pengusaha tertentu |
14 | Norma penghitungan penghasilan neto |
KUP, PPSP, PP | |
1 | Definisi / istilah yang digunakan dalam perpajakan |
2 | NPWP / Pengukuhan PKP |
3 | Pembayaran dan pelaporan pajak |
4 | STP dan SKP (SKPKB, SKPN, SKPLB, SKPKBT) |
5 | Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP) |
6 | Permohonan Pembetulan, Keberatan dan Permohonan Pengurangan dan Penghapusan Sanksi Administrasi atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar |
7 | Gugatan dan Banding di Pengadilan Pajak |
8 | Pengajuan PK ke Mahkamah Agung |
9 | Pencatatan dan Pembukuan |
10 | Penelitian, pemeriksaan dan penyidikan |
11 | Sanksi-sanksi |
12 | Restitusi |
PPh Pot/Put | |
Pasal 21 | |
1 | Pemotong PPh 21 dan pengecualiannya |
2 | Penerima penghasilan yang wajib dipotong PPh 21 dan pengecualiannya |
3 | Penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh 21 dan pengecualiannya |
4 | Imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan |
5 | Pengurangan penghasilan bruto yang diperkenankan |
6 | Tarif, dasar pengenaan pajak dan penerapannya |
7 | Penghitungan PPh 21 dalam tahun berjalan/masa atas: a. Penghasilan bruto teratur b. Penghasilan bruto tidak teratur c. Honorarium yang diterima pemberi jasa profesi d. Upah harian, upah satuan, upah borongan yang dihitung atas dasar banyaknya hari kerja e. Honorarium dan imbalan lain yang dihitung tidak atas dasar banyaknya hari kerja |
8 | Hak dan kewajiban pemotong pajak |
9 | Hak dan kewajiban penerima penghasilan yang dipotong pajak |
10 | PPh 21 yang bersifat final |
Pasal 23 dan Pasal 4 Ayat (2) | |
1 | Pengertian pemotongan |
2 | Objek pemotongan |
3 | Siapa yang wajib memotong |
4 | Dasar pemotongan dan besarnya tarif |
5 | Pengecualian dari pemotongan |
6 | Tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan |
Pasal 26 | |
1 | Pengertian pemungutan |
2 | Objek pemungutan |
3 | Siapa yang wajib memungut |
4 | Dasar pemungutan dan tarif |
5 | Pengecualian dari pemungutan |
6 | Tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan |
PPN dan SPT PPN | |
1 | Pengertian dasar PPN |
2 | Objek PPN |
3 | Subjek PPN |
4 | Saat dan tempat pajak terutang |
5 | Faktur Pajak |
6 | Dasar Pengenaan Pajak (DPP) |
7 | Pengkreditan Pajak Masukan |
8 | Pemungut PPN |
9 | Pengisian SPT Masa PPN oleh PKP Orang Pribadi yang menggunakan norma penghitungan PPh |
PBB-P5L dan Bea Meterai | |
PBB-P5L | |
1 | Pendaftaran dan pendataan objek pajak dan subjek pajak |
2 | Subjek dan Objek yang dikecualikan |
3 | Menentukan NJOP, NJKP dan NJOP TKP |
4 | Menghitung pengenaan PBB |
5 | Pengajuan keberatan, banding, pengurangan, pembatalan dan pembetulan |
6 | Tata cara pembayaran dan penagihan PBB |
7 | Restitusi dan Kompensasi |
8 | Pembagian hasil Penerimaan PBB |
Bea Meterai | |
1 | Objek Bea Meterai dan pengecualiannya |
2 | Saat terutang Bea Meterai |
3 | Penggunaan Benda Meterai dan cara pelunasannya |
4 | Daluwarsa Bea Meterai |
5 | Sanksi administrasi maupun pidana dalam Bea Meterai |
Kode Etik Profesi | |
1 | Kode Etik Profesi (hak, kewajiban, dan larangan sebagai Konsultan Pajak dan dalam hubungannya dengan klien, sesama rekan, dan stakeholder) |
2 | Hak dan kewajiban Konsultan Pajak sesuai PMK Konsultan Pajak |